Senin, 20 Desember 2010

== Surat Dari Murid==

Kesombongan merupakan salah satu pengaruh dari kebanggaan dan kesesatan dari dalam hati yang telah dipenuhi dengan kebodohan dan kezaliman.
Oleh karena itu keinginan untuk beribadah akan meninggalkannya dan kemarahan akan menaunginya.
Tiada tempat dalam khusyuk bagi orang yang berhati keras, karena kelembutan hatinya telah berganti dengan kecongkakan dan hati yang kasih sayangnya telah berganti dengan kekerasan.

Allah berfirman :
...." MAKA KECELAKAAN YANG BESARLAH BAGI MEREKA YANG TELAH MEMBATU HATINYA UNTUK MENGINGAT ALLAH" (Az-zumar 22)

Obat dari penyakit yang bersarang di dalam dada ini hanyalah dengan Alquran yang merupakan obat untuk segala penyakit didalam dada.

Berikut ini sepucuk surat dari seorang murid kepada syaikhnya. Ia mengadukan kekerasan hatinya.

"Tuan dan guruku, Assalamualaikum wr wb, waba' du

Guru pernahkan tuan tahu tentang seseorang yang tidak punya hati ?
Memang, hati- sebuah susunan urat dari daging merah yang menjadi pusat keluar masuknya darah. Sudah barang tentu semua orang memilikinya, sebagai bukti dia hidup.
Sedangkan jika emosi yang hangat , indra yang peka, dan perasaan yang hidup maka sangat disayangkan ( belum tentu dimiliki semua orang).
Ia mengerti secara detail hal-hal baik namun dengan pandangan dangkal.
Ia paham hal-hal buruk, namun dengan sekilas pandang.

Ia baca akhlak seorang tokoh dan wajahnya nampak begitu membenarkan. Ia menuturkannya sebagai sebuah simbol dan tanda. Namun meski semua itu , ia tidak memiliki hati !!!...
Ia bertemu teman lamanya setelah sekian lama berpisah, ia jabat tangannya dengan kuat bahkan memeluknya, namun hatinya kaku tidak tergetar . Dia beretorika didepan khalayak ramai, menyeru mereka untuk ini dan itu, seraya mengeluarkan dalil- dalil kuat, namun hatinya keras tidak bergetar.

Ia menerima berita gembira dengan senyum . Menerima berita sedih dengan mengernyitkan dahi. Namun kegembiraan dan kesedihannya sebatas tindakan otomatis, sedangkan hatinya diam tidak goncang.
Ia berdiri shalat, ia himpun semua konsentrasinya, Ia baca Al-Quran Al-Karim dengan penuh perhatian, ia melakukan shalat dan membaca Al-Quran dengan nada suara yang mereka katakan penuh sedih dan khusyu', namun ia rasakan hatinya tuli, tidak khusyu', meskipun ia paham.

Ini adalah kenyataan yang benar-benar terjadi, saya tidak menambahi atau mengurangi.
Apakah tuan punya keberanian untuk mengatakan bahwa hati orang itu sama dengan hati-hati yang lain?

Saya telah diberi akal , namun saya telah merampas hati. Selama saya merasakan pikiranku, maka keberadaannya menyala- nyala, hidup dan semakin kokoh.
Saya berusaha untuk untuk mewujudkan hal itu pada hatiku (namun sayang tidak bisa). Inilah berita tentang seorang yang tidak punya hati.
Guru bisakah tuan menghidupkan hatiku?, sehingga ia mengimani apa yang dikatakan oleh lisan, indera dan perasaan dengan penuh getar.
Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh "

Sang gurupun menjawab surat itu :

Wa'alaikum as-salam wa rahmatullah wa barakatuh.
Saya telah baca suratmu. Saya begitu terbawa oleh kebenaran tutur katamu, kehebatan keberanianmu, ketinggian kesadaranmu, dan hidup hatimu.
Anakku, engkau bukanlah orang yang berhati mati, sebagaimana engkau anggap.
Engkau hanya seorang pemuda yang halus indera, jernih jiwa, dan lembut perasaan.
Seandainya tidak begitu, maka engkau tidak menuduh dirimu dan mengingkari perasaanmu demikian.
Jauh keinginan dan tinggi tujuanmu, membuat engkau mengecilkan derajatmu yang besar.
Engkau ingin keberadaanmu lebih dari itu. Hal seperti itu tidak apa-apa . Memang sudah seharusnya begitu.

Akan kubimbing apa yang engkau rasakan. Akan kusertai perjalananmu. Akan kuberikan beberapa nasehat untukmu. Jika nasehat ini bermanfaat untukmu dan engkau lihat dengan mengamalkannya akan menyirami hasratmu dan menyembuhkan sakitmu, maka Alhamdulillah atas taufik-Nya.
Dan jika tidak seperti itu dengan senang hati , saya mau bertemu denganmu, untuk sama- sama mendiagnosa penyakitmu dan memberimu obat (yang pas)

Bertemanlah dengan orang yang khusyu' dan merenung.
Mulazamah (Selalu menyertai ) orang yang banyak berpikir dan menghindarkan kesenangan dunia, orang yang diselimuti dengan hikmah, orang yang wajahnya memancarkan nur, dan hatinya dihiasi dengan makrifah. Sungguh betapa sangat jarangnya. Mereka adalah obat yang manjur. Maka bersungguh-sungguhlah agar engkau mempunyai teman seperti itu untuk mulazamah dengan mereka.
Berlabuhlah kepadanya, jiwa anda selalu kontak dengan mereka. Tapi hati-hatilah dengan tukang sandiwara. Pilihlah orang yang bisa membangkitkan keadaanmu, orang yang bisa menunjukkan kebaikan. Orang yang jika melihatnya anda mengingat Allah.

Pikir dan zikirlah pada waktu akhir malam dan sepi, munajat dan merenunglah akan jagat raya yang indah dan ajaib, menatap keindahan dan keagungan Allah, meniti hati dan lisan dengan dampak ciptaan Allah yang memukau dan hikmah yang tinggi.
Semua itu, wahai saudaraku, bisa menambah kehidupan di dalam hati, menyinari sisi -sisi jiwa anda dengan iman yang yakin.

"SESUNGGUHNYA DALAM PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI , DAN SILIH BERGANTINYA MALAM DAN SIANG TERDAPAT TANDA-TANDA BAGI ORANG-ORANG
YANG BERAKAL" (ALI IMRAN 190)

Kemudian pikirkan masyarakat manusia ini , tengoklah berbagai bentuk kesedihan, kebahagiaan, kesengsaraan dan kesejahteraan. Tengoklah orang sakit diatas ranjang-ranjang mereka, berempati dengan orang-orang susah dalam bencana mereka.
Ketahuilah sebab-sebab kejiwaan dari penderitaan manusia itu, baik berupa kejumudan, kekafiran, kedzaliman, permusuhan, kecongkakan, keegoisan, terperdaya dengan hal-hal yang fana.
Semua ini adalah pemukul bagi simpul simpul hati. Pukulan yang bisa mengumpulkan simpul-simpul hati yang terberai dan menghidupkan simpul- simpul hati yang mati.
Bersungguh-sungguhlah agar keberadaanmu menjadi pelipur lara bagi orang-orang yang susah, penolong bagi orang yang terkena musibah.
Tiada hal yang berpengaruh mendalam bagi perasaan daripada berbuat baik kepada orang yang butuh, menolong orang yang berduka cita atau ikut merasakan derita orang yang sedih!

Saudaraku , hati ada ditangan Allah semata. Dia mengaturnya sesuai kehendak-Nya.
Maka berdoalah bersungguh-sungguh kepada Allah , Agar Dia limpahkan kehidupan kepada hatimu, melapangkan hatimu dengan iman, melimpahkan kepadamu : keyakinan, karunia, dan nikmat.
Pilihlah waktu- waktu mustajab dan pada jam-jam akhir malam untuk berdoa.

Doa akhir malam adalah ibarat panah yang menembus, tidak berhenti dibawah atap. Tidak diragukan jika anda ikhlas dalam tujuan, maka andapun akan bersungguh-sungguh dalam doa"

"CERITAKANLAH PADA MEREKA KISAH KEDUA PUTRA ADAM (HABIL DAN QABIL) MENURUT YANG SEBENARNYA, KETIKA KEDUANYA MEMPERSEMBAHKAN KORBAN, MAKA DITERIMA DARI SALAH SEORANG DARI MEREKA BERDUA (HABIL) DAN TIDAK DITERIMA DARI YANG LAIN (QABIL). "AKU PASTI MEMBUNUHMU" BERKATA HABIL, "SESUNGGUHNYA ALLAH HANYA MENERIMA (KORBAN) DARI ORANG- ORANG YANG BERTAKWA" (Al-maidah :27)

Sungguh benar dan begitu bagus jawaban Syaih tsb. Sesuai antara diagnosa dan obat.

Pengobatan kekerasan hati yang banyak dialami oleh banyak orang yang berjalan diatas kebenaran, sesuai jawaban diatas, mengandung poin-poin berikut :

1. Mengadu kepada ZAT yang ditangan-Nya lah hati para hamba, yang membolak-balikkan hati sesuai kehendaknya.

2. Pikir dan Zikir

3. Berteman dengan orang-orang yang khusyu' dan rabbani, yaitu orang- orang yang ketika kita melihat mereka lidah-lidah bergetar menyebut Allah.
Orang-orang yang karena bergaul dengan mereka, membuat keyakinan kita bertambah dan hati semakin lembut.

4. Menolong orang yang lemah, berempati dengan orang yang susah dan memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan.

5. Mengosongkan perut dari makanan yang berlebihan dan menjernihkan hati dari bisikan dan kebencian. Mengangkat tangan untuk berdoa dan banyak mendekatkan diri kepada Allah diwaktu-waktu malam yang mahal.


(disadur dari : Hasan Al-banna : Ath-Thariq ila Ar-Rahbaniah h.132 Dalam buku "Khusyuk bukan Mimpi" kar. Syaikh Mu'min Al-Haddad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar