Kamis, 16 Desember 2010

~ *** YANG KITA SIA-SIAKAN ***~

 


Pengetahuan yang kita miliki
Sia-sia karena tidak diamalkan
Perbuatan yang kita lakukan
Sia-sia karena tidak disertai rasa ikhlas.
Perjuangan yang kita lakukan
Sia-sia karena tidak ada tujuan yang jelas

Pengorbanan yang kita lakukan
Sia-sia karena mengharapkan pujian
Marah yang kita lampiaskan
Sia-sia karena dilandasi emosi bukan rasio
Cinta yang kita berikan
Sia-sia karena dilandasi syahwat semata
Kekayaan yang kita dapatkan
Sia-sia karena hanya untuk kepentingan pribadi 
Kegagalan yang kita alami
Sia-sia karena dijadikan alasan keputusasaan 
Musibah yang kita jumpai
Sia-sia karena tidak menjadikan kita semakin kuat 
Kesuksesan yang kita raih
Sia-sia karena membuat kita semakin sombong 
Anugerah yang kita dapatkan
Sia-sia karena tidak disyukuri 
Pelajaran dan peringatan yang kita dengar atau baca
Sia-sia karena hanya melintas di pikiran
***
DEMI MASA SESUNGGUHNYA MANUSIA ITU BENAR-BENAR BERADA DALAM KERUGIAN .KECUALI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DAN MENGERJAKAN AMAL SHALEH DAN NASEHAT MENASEHATI SUPAYA MENTAATI KEBENARAN DAN NASEHAT MENASEHATI SUPAYA MENETAPI KESABARAN.
(Qs Al-Ashr 1-3)

Imam Al ghazali mengatakan iman membutuhkan perawatan . Dan untuk merawat iman tidak cukup dengan menyiraminya agar tetap segar atau memupuknya agar menjadi subur dan berkembang, tetapi juga perlu menjaganya dari ancaman berbagai hama yang dapat merusaknya, bahkan menghancurkannya.

Hama yang mengancam perkembangan dan kesehatan iman, yang umum dihadapi setiap mukmin adalah : kemusyrikan (penyekutuan terhadap Tuhan), kemunafikan (kepura-puraan, pengakuan lahir yang berbeda dengan batinnya), dan kemaksiatan (pelanggaran dan kedurhakaan). Sumber utamanya adalah : (1) syetan, musuh laten manusia .(2) Hawa nafsu manusia itu sendiri. (3) Pengaruh lingkungan sosial.

"Hawa nafsu" selalu dijadikan alat oleh syetan dalam merusak keimanan manusia sehingga berulang-ulang Allah mengingatkan manusia agar jangan mudah mengikuti hawa nafsu."JANGANLAH KAMU MENGIKUTI HAWA NAFSU...(QS Shaad :26 ; juga dalam Qs Al-a'raaf :176 ; Thoha : 16; Al-Qashash :50 dalam arti yang sama)

Hawa nafsu manusia seringkali memanipulasi amal perbuatan dengan cara-cara yang dapat mendistruksi (menghancurkan) nilai amal itu sendiri, seperti kemunafikan, riya (niat pamer), ketamakan, kesombongan dsb. Banyak amal perbuatan yang penampilan lahirnya seperti amal shaleh, tetapi tidak memperoleh nilai kebaikan apa-apa gara-gara niatnya salah.Seperti niat yang mendorongnya tidak benar, tidak ikhlas, karena pamer (riya), sehingga nilai-nilai amal tersebut jatuh, dan bahkan membawa resiko yang menyedihkan (mendapat siksa). Mereka sudah memanipulasi amalnya terhadap Tuhan, padahal Tuhan Maha Tahu yang sebenarnya memotivasi amal mereka, ini merupakan kemunafikan amal dimana penampilan lahirnya seperti ibadah, padahal tujuan sebenarnya untuk memperoleh popularitas.

Untuk "Ikhlas " itu tidak mudah, karena ikhlas termasuk karunia Allah yang diberikan Allah kepada hamba-NYa yang dicintainya.

Seorang sahabat Khudzaifah bin al yaman, menanyakan kepada Rasulullah tentang ikhlas itu apa sebenarnya, nabi tidak lansung menjawab, tapi menanyakan hal itu kepada jibril. Kemudian Jibril mengatakan: Saya pernah menanyakan tentang ikhlas ini kepada Tuhan Rabbul Izzah, kemudian beliau menjelaskan.
"IKHLAS ITU MERUPAKAN RAHASIAKU, YANG KUTITIPKAN PADA HATI ORANG-ORANG YANG KU CINTAI DIANTARA HAMBA-HAMBA KU" (Diriwayatkan Al-Qazwini, dikutip juga oleh al Qusyairi)

*ez*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar